TINTA KARENAMU Harus kah Aku mengajari - bagaimana menulis dengan tinta air mata? tatkala tanganmu tergenggam amarah pasrah, lalu kau pergi dengan ambigu gagu, tanpa melirik langkah tanganku yang mendayu ayu, kubiaskan lembaran yang kian merayu haru, tanpa sentuhan hati yang semakin berlalu, karenamu, lalu, Haruskah aku kembali mengajari - bagaimana membaca dengan tinta air mata ? Tatkala matamu enggan berbinar di sudut lembaran, lalu pergi meninggalkan sisa derpaan , tanpa menghujan dengan peradaban awan, dan membiarkan perasaan menahan angan, karenamu, hingga, aku benar- benar mengajari dengan tinta air mata, dan menerjemahkan dengan kata-kata tanpa saling menyapa, entah apa penyebab sebenarnya, maka "iya" adalah jawabannya, karenamu, tinta air mata menjadi labu biru menulis, membaca , menerka hampa merobek mimpi sedalam lautan sunyi karenamu, ...
Penikmat Diam yang berkepanjangan tetapi periuh dalam baris tulisan